Target Harga Bitcoin (BTC) Juni 2025: Potensi Borong Bila Koreksi di Bawah US$104.000

analisis-harga-bitcoin-btc-rupiah-rp-target-terkini-juni




HargaTerkini.id - Bitcoin (BTC) berpotensi mengalami sentimen koreksi alias tekanan jual pada Juni 2025, seiring kesuksesannya menembus rekor all time high (ATH) terbaru di level US$111.814 pada 22 Mei 2025.


Adapun, jelang akhir Mei 2025, harga BTC diperdagangkan di kisaran US$105.000 sampai US$106.000 atau sekitar Rp1,71 miliar, alias boleh dibilang mulai memasuki fase penurunan (bearish).


Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan tekanan harga BTC akan dipicu oleh kombinasi aksi ambil untung para trader, peningkatan distribusi dari penambang, resistensi teknis yang kuat, dan sentimen kehati-hatian makro.


"Kombinasi antara sentimen politik, dinamika ekonomi makro, analisis teknikal, dan data derivatif menunjukkan bahwa pasar bersiap menghadapi periode volatilitas tinggi dalam beberapa pekan mendatang," jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (30/5).


Namun, kekuatan permintaan institusional dan data derivatif tetap menjadi bantalan optimisme pasar. Hal ini terbukti dari pergerakan banyak institusi yang tetap beli BTC baru-baru ini, salah satunya GameStop.


Perusahaan MicroStrategy turut berperan dalam penguatan harga baru-baru ini, melalui keputusan pembelian jumbo BTC senilai US$1,34 miliar untuk menambah 13.390 BTC ke dalam portofolionya.


Selain itu, komentar Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance menjadi katalis sentimen positif baru buat BTC dan kripto secara umum.


Dalam pidatonya di Bitcoin Conference 2025 di Las Vegas, pada Rabu (28/5), Vance menyebut BTC sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kontrol pusat, dan diskriminasi politik oleh sektor swasta.


Ia juga mengonfirmasi bahwa dirinya secara pribadi memegang Bitcoin, memperkuat citra BTC sebagai simbol kebebasan finansial.


Pernyataan ini datang beriringan dengan dirilisnya risalah rapat The Fed bulan Mei yang mengungkap kekhawatiran atas peningkatan inflasi dan proyeksi pengangguran di atas 4,6%.


Ketidakpastian kebijakan moneter dan risiko stagflasi memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakstabilan ekonomi global.


"Momen ini menjadi titik penting bagi investor untuk memahami peran Bitcoin dalam lanskap ekonomi baru. Dukungan dari tokoh penting seperti JD Vance memperkuat posisi Bitcoin di panggung kebijakan publik," jelas Fyqieh.


Oleh karena itu, kendati BTC tengah berada dalam zona kritis konsolidasi, peluang untuk reli lanjutan tetap ada selama support kuat tidak ditembus, terutama jika didukung oleh data ekonomi atau sentimen pasar yang positif.


Menurut Fyqieh, jika tekanan jual berlanjut dan support utama di level US$104.670 telah ditembus pada Juni 2025 nanti, koreksi lebih dalam bisa terjadi. Tapi secara struktur, tren jangka menengah masih positif, dengan potensi pengujian ulang ke area US$110.700–US$112.000.


Sinyal Positif Investor Institusi


Sebelumnya, kenaikan BTC merupakan berkah kuatnya arus masuk dana investor institusional melalui reksa dana (ETF) Bitcoin Spot. Terutama, terhadap ETF iShares Bitcoin Trust (IBIT) besutan BlackRock yang kini menguasai lebih dari 625.000 BTC.


"Dukungan tambahan datang dari arus masuk besar-besaran ke ETF Bitcoin Spot, yang menandakan akumulasi dan keyakinan investor terhadap prospek jangka panjang aset ini," tutup Fyqieh.


Senada, Financial Expert Ajaib Panji Yudha menekankan bahwa minat institusi terhadap BTC masih sangat kuat, bahkan ketika pasar sedang mengalami fase volatilitas jangka pendek.


Terlebih, saat ini total aset ETF Bitcoin telah menembus US$113,15 miliar atau 5,87% dari kapitalisasi pasar BTC secara umum. Ini merupakan pencapaian luar biasa sejak mulai disahkan dan diperdagangkan pada 11 Januari 2025, sekaligus menegaskan legitimasi BTC di mata investor global.


"Arus masuk ke ETF menjadi penanda penting bahwa investor institusional melihat Bitcoin sebagai lindung nilai dan instrumen jangka panjang yang kian sah di mata pasar global," katanya pada analisis resminya di awal Mei 2025.


Pada akhirnya, fenomena itu ternyata membawa BTC benar-benar mampu bertahan di atas level psikologis US$100.000 di penghujung Mei 2025. Kesempatan borong apabila harganya anjlok ke sekitar itu pada pertengahan tahun ini pun bisa menjadi pilihan investor. 


Komentar

Lebih baru Lebih lama